Jumat, 26 Oktober 2012

Diposting oleh BIOLOGI_Jayati T di 02.46

BAB I
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

A. Pertumbuhan
            Pertumbuhan adalah proses pertambahan (jumlah, massa, volume) sel,bersifat kuantitatif (dapat terukur) dan tidak dapat kembali (irreversible).
            Dalam proses pertumbuhan dipengaruhi oleh factor-faktor sebagai berikut:
1. Faktor Luar, yang meliputi:
               a. Nutrisi (makroelemen : C, H, O, N, P, S, Ca, K, Mg ; mikroelemen 
                   B, Br, Cu, Co, Mn, Zn, Fe, Ni)
               b. Cahaya (berhubungan dengan fotoperiodisme).
               c. Suhu (suhu optimum), Gravitasi
               d. Kelembapan, air (imbibisi à mengaktifkan enzim hidrolitik), oksigen
                   (respirasi), pH
2. Faktor Internal, yang meliputi Gen sebagai pusat kendali genetik serta hormon
    sebagai produk dari ekspresi gen.

            Dalam proses pertumbuhannya tumbuhan memulai proses tersebut melalui 2 proses pertumbuhan yaitu:
1. Pertumbuhan primer à terjadi pada bagian meristem apikal/ujung/pucuk/primer.
            Pada pertumbuhan ini terdapat 3 daerah utama yang terbentuk pada proses pertumbuhan tersebut meliputi:
  1. Daerah pembelahan sel à pada daerah titik tumbuh akar dan batang.
  2. Daerah pemanjangan sel à berada tepat dibelakang daerah pembelahan.
  3. Daerah diferensiasi sel à pada daerah ini terjadi proses pembentukan jaringan-jaringan.
2. Pertumbuhan sekunder à terjadi pada bagian meristem sekunder/lateral.
            Pada pertumbuhan ini melibatkan peran dari kambium yang terdiri dari:
  1. Kambium fasikuler : membentuk struktur xilem dan floem sekunder (lingkaran tahun).
  2. Kambium interfasikuler : membentuk struktur jari-jari empulur
  3. Kambium gabus (felogen) : membentuk struktur periderm (kulit kayu) yaitu kearah luar membentuk felem dan kedalam membentuk feloderm.

Pada proses pertumbuhan tumbuhan, terdapat 2 teori titik tumbuh yaitu:
a. Teori Histogen dari Hanstein yang membagi titik tumbuh akar dan batang menjadi 3 bagian:
1. Dermatogen à membentuk epidermis
2. Periblem à membentuk kortek
3. Plerom à membentuk stele
b. Teori Tunika Korpus dari Schmidt yang membagi daerah pertumbuhan menjadi 2 bagian:
1. Tunika à lapisan sel yang aktif di bagian luar
2. Korpus à lapisan sel sebelah dalam yang aktif membelah ke segala arah.

      Pertumbuhan pada tumbuhan juga dipengaruhi oleh beberapa hormon-hormon penting yaitu:
  1. Auksin (IAA = Indol acetic Acid) à memacu pemanjangan sel bagian pucuk, mempercepat diferensiasi, memacu pembengkokan batang, merangsang pembentukan akar lateral dan serabut, merangsang pembelahan sel kambium vaskuler, memacu dominasi apikal, merangsang perbungaan dan pembentukan buah, merangsang partenokarpi.
  2. Giberelin à menstimulasi pemanjangan dan pembelahan sel, mempercepat pertumbuhan, perkecambahan biji (memecah dormansi) dan tunas, pertumbuhan bunga serta partenokarpi (menghambat pembentukan biji).
  3. Sitokinin à merangsang pembelahan sel, pembentukan organ, menunda penuaan (menunda pengguguran daun, bunga dan buah), memacu pertumbuhan kuncup lateral (menekan dominasi apikal), memacu pembesaran sel kotiledon dikotil.
  4. Gas etilen à merangsang penuaan, pengguguran daun, perbungaan, pemasakan buah, menghambat pemanjangan batang.
  5. Asam absisat (ABA) à menghambat pertumbuhan (dormansi), membantu pengguguran daun.
  6. Kalin à meliputi Rhizokalin (merangsang pembentukan akar), Kaulokalin (merangsang pembentukan batang), Filokalin (merangsang pembentukan daun), dan anthokalin (merangsang pembentukan bunga).
  7. Asam traumalin à mempercepat penyembuhan luka.

B. Perkembangan
            Perkembangan merupakan proses menuju kedewasaan dengan sifat tidak dapat terukur (kualitatif) dan juga irreversible.
            Sedangkan pertumbuhan dan perkembangan pada hewan meliputi beberapa tahapan fase embrionik, yaitu:
a.    Pembelahan (Cleavage) dan Blastulasi à Zigot setelah terbentuk akan mengalami Cleavage dimulai di bagian oviduct dan dalam 5-10 hari akan melakukan nidasi sendiri pada dinding uterus (endometrium). Setelah tahap tersebut kan melakukan pembelahan secara mitosis menjadi sekitar 64 sel dan membentuk morula. Morula kan berkembang menjadi sebuah bola berongga disebut blastula dengan susunan sel berukuran kecil (mikromer) dan sel berukuran besar (makromer).
b.    Gastrulasi à merupakan proses pembentukan lapisan embrional yang akan menentukan terhadap tipe lapisan tubuh organisme. Pada vertebrata akan terbentuk 3 lapisan embrional yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm.

c.    Morfogenesis à merupakan proses terjadinya gerakan morfogenetik dari lapisan sel-sel untuk menuju pembentukan jaringan.
d.    Diferensiasi dan Spesialisasi à merupakan proses perubahan struktur, bentuk dan fungsi sel. Hasil dari proses ini 3 lapisan embrional akan membentuk jaringan spesifik.
e.    Induksi embrionik à proses saling mempengaruhi antar lapisan sel sebelum terbentuk organ.
f.     Organogenesis à proses pembentukan organ pada embrio.
     
      Gambaran skematik proses pembentukan embrio sampai fase fetus  (pre natal) seperti gambar berikut:















BAB II
METABOLISME
            Metabolisme terdiri dari proses sintesis senyawa kompleks (anabolisme) dan penguraian senyawa kompleks (katabolisme).

A. Enzim
            Enzim adalah molekul protein yang berperan sebagai biokatalisator dengan karakteristik terdiri dari bagian:
  1. Apoenzim à merupakan bagian protein yang labil
b.                                                        Gugus prostetik à 1. Koenzim à senyawa organik, ex: NADH, FADH, CoASH
                                     2. Kofaktor à ion logam, ex: Cu2=, Zn2+, Fe2+
            Enzim bekerja dengan cara mempercepat reaksi, menurunkan energi aktivasi serta tidak mengubah kesetimbangan reaksi kimia yang dikatalis. Enzim bekerja dengan dipengaruhi oleh konsentrasi substrat, enzim sendiri, suhu, dan pH. Enzim memiliki suatu bagian celah aktif/sisi aktif yang merupakan tempat ikatan kimia antara enzim dengan substrat selama reaksi terjadi.

B. Respirasi
            Respirasi sebagai suatu proses pembongkaran senyawa untuk menghasilkan energi terbagi menjadi dua kelompok berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen, yaitu respirasi aerobik à oksigen sebagai akseptor hidrogen terakhir dan respirasi anaerobik à akseptor hidrogen senyawa sepertiasetaldehid dan asam piruvat.
            Respirasi aerobik terjadi menjadi 4 tahap utama, yaitu “Ge De Si Rae”.
  1. Glikolisis
  2. Dekarboksilasi Oksidatif Asam Piruvat (DOAP)
  3. Siklus Kreb’s (Siklus Asam Sitrat)
  4. Rantai Transfer Elektron





     

Gambaran umum dari beberapa proses respirasi diatas seperti bagan berikut ini:

1. Glikolisis

heksokinase
 
Tahap I-V (awal):

  1. Glukosa + ATP  ---------------------------------------> Glukosa 6-fosfat + ADP


fosfoglukoisomerase
 
 

  1. Glukosa 6-fosfat ---------------------------------------> Fruktosa 6-fosfat


fosfofruktokinase
 
 

  1. Fruktosa 6-fosfat + ATP ------------------------>  Fruktosa 1,6- bifosfat + ADP


aldolase
 
 

  1. Fruktosa 1,6-bifosfat ---------------------->  gliseraldehid 3- fosfat (PGAL) + DHAP


Triosafosfat isomerase
 
 

  1. DHAP (dihidroksiasetonfosfat) <---------------------------> PGAL


Gliseraldehid 3 fosfat dehidrogenase
 
Tahap VI – X (akhir):

  1. PGAL + Pi + NAD+ ----------------------------------> 1,3-bifosfogliserat + NADH + H+


fosfogliseratkinase
 
 

  1. fosfogliseratmutase
     
    1,3-bifosfogliserat + ADP -------------------------------> 3-fosfogliserat + ATP

  1. enolase
     
    3-fosfogliserat ------------------------------------> 2-fosfogliserat

  1. 2-fosfogliserat -----------------------------------> fosfoenolpiruvat


piruvatkinase
 
 

  1. Fosfoenolpiruvat  + ADP + H+ ---------------------------------> piruvat + ATP




Pada proses glikolisis dapat disimpulkan yaitu:
Tempat : Sitoplasma
Bahan : 1 molekul Glukosa
Produk akhir : 2 ATP, 2 NADH, 2 molekul asam piruvat

2. Dekarboksilasi Oksidatif Asam Piruvat
            Pada proses ini merupakan suatu reaksi antara sebelum produk glikolisis dapat masuk ke siklus kreb’s. Gambaran singkat dari proses ini seperti bagan berikut ini:


Pada proses DOAP dapat disimpulkan yaitu:
Tempat :Matriks mitokondria
Bahan : 2 molekul Asam piruvat
Produk akhir : 2 molekul asetil KoA, 2 NADH, dan juga terbentuk CO2

3. Siklus Kreb’s
            Pada siklus kreb’s produk dari reaksi antara (DOAP) yaitu asetil KoA akan menjadi senyawa yang memediasi konversi asam oksaloasetat menjadi asam sitrat sehingga siklus kreb’s juga disebut asam sitrat. Gambaran skematik dari siklus kreb’s seperti pada gambar berikut ini:

Pada proses siklus kreb’s dapat disimpulkan yaitu:
Tempat :Matriks mitokondria
Bahan : 2 molekul Asetil KoA
Produk akhir : 2 ATP, 2 FADH, 6 NADH, dan juga terbentuk CO2

4. Rantai Transfer Elektron
            Pada proses ini senyawa NADH dan FADH hasil 3 proses sebelumnya akan dikonversi menjadi ATP melalui suatu rantai respirasi. Reaksi kimia yang terjadi pada proses ini sebagai berikut:
            NADH + H+ + 3ADP + 3Pi + ½ O --------> NAD+ + 4 H2O + 3 ATP
            FADH + H+ + 2ADP + 2Pi + ½ O --------> FAD+ + 4 H2O + 2 ATP
            Jadi pada proses ini dapat disimpulkan bahwa:
Tempat :Membran dalam mitokondria
Bahan : 10 molekul NADH dan 2 molekul FADH
Produk akhir : 34 ATP dan juga terbentuk H2O.
Hasil akhir dari keseluruhan proses diatas adalah 38 ATP jika melewati suatu komplek electron shuttle yaitu malate-aspartate shuttle, tetapi jika terjadi transfer elektron melalui gliserol-3-phospat shuttle akan terbentuk 36 ATP.
Sedangkan untuk jalur respirasi Anaerobik dapat terjadi melalui 2 jalur yaitu fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat. Kedua proses ini juga mengalami fase glikolisis sampai terbentuk molekul asam piruvat. Selanjutnnya jika terjadi fermentasi alkohol, molekul asam piruvat akan dikonversi menjadi etanol. Reaksi ringkas dari proses tersebut adalah:
Glukosa -----> asam priruvat ------> ethanol(C2H5OH) + CO2 + energi
Peristiwa diatas dibantu dengan adanya enzim yang dimiliki oleh ragi dan melalui proses anaerobik terbentuk alkohol.
            Pada fermentasi asam laktat senyawa asam piruvat selanjutnya akan dikonversi menjadi asam laktat yang terjadi di sel-sel otot. Gambaran ringkas reaksi tersebut sebagai berikut:
   Glukosa -----> asam piruvat ------> asam laktat (C3H6O3) + CO2 + energi
Tetapi pada hasil fermentasi asam laktat melalui proses glukoneogenesis asam laktat akan dapat membentuk glukosa kembali setelah konsentrasinya meningkat/tertimbun di otot.

C. Fotosintesis
            Fotosintesis merupakan suatu proses anabolisme yang melibatkan cahaya matahari serta klorofil dalam kloroplas sebagai akseptor elektron. Proses fotosintesis terjadi melalui 2 reaksi utama:
1. reaksi terang (reaksi Hill à dikemukakan oleh Robert Hill):
            Terjadi pada membran tilakoid dan terjadi proses fotolisis air menjadi O2dan ion H+.

Pada reaksi ini terjadi proses fotofosforilasi yang melibatkan kompleks fotosistem I dan II. Hasil dari fotosistem tersebut adalah H2O (dari fotosistem II) dan ATP serta NADPH (dari fotosistem I). ATP dan NADPH akan terbentuk jika mengalamifosforilasi non siklik, sedangkan jika terjadi fosforilasi siklik hanya terbentuk ATP dan tidak melibatkan fotosistem II.

            Pada proses reaksi terang diatas dari 5 macam jenis klorofil, klorofil a menjadi pusat reaksi dan dibantu oleh pigmen karoten sebagai pengarah aliran elektron ke pusat reaksi. Proses fotosistem pada reaksi ini tergantung pada cahaya dengan panjang gelombang tertentu seperi dibawah ini:


2. Reaksi gelap (terjadi daur calvin/daur C3)
            Terjadi pada bagian stroma kloroplas yang dibagi menjadi 3 prosespenting yaitu:
  1. karboksilasi à fikasasi CO2 oleh RuBP dan pembentukan APG
  2. Reduksi APG menjadi PGAL
  3. Regenerasi kembali RuBP untuk berikatan kembali dengan CO2.
Produk dari reaksi gelap adalah glukosa yang akan diplomerisasi menjadi polisakarida amilum/pati/zat tepung.
            Gambaran reaksi enzimatik pada daur calvin adalah sebagai berikut:


            Pada tumbuhan tertentu terdapat siklus lain yang pada akhirnya akan menghasilkan polimer seperti hasil dari daur C3 tetapi fiksator CO2 bukan RuBP tetapi senyawa lain yaitu PEP (Phospoenolpiruvat ) seperti daur Hatch-Slack/daur C4 pada tanaman kaktus, jagung, tebu dan daur CAM (crassulaceaen acid metabolism) pada tumbuhan sukulen dan nanas.













        
kemoosintesis
            Merupakan proses asimilasi karbon yang terjadi pada bakteri kemoautotrof tanpa bantuan klorofil. Bakteri tersebut akan mengoksidasi senyawa anorganik tertentu menjadi senyawa organik pada proses asimilasi karbon.
            Bakteri yang terlibat dalam proses ini seperti:
a.    Nitrosomonas dan Nitrosococcus (mengubah amoniak menjadi asam nitrit)
                  2NH3 + 3O2 à 2HNO2 + 2 H2O + Energi
b.    Nitrobacter (mengubah asam nitrit menjadi asam nitrat)
                  2HNO2 + O2 à 2HNO3 + Energi
c.    ThiobacillusBegiaota (mengubah sulfur menjasi asam sulfat)
                  2S + 2H2O + 3O2 à 2H­2SO4 + Energi (284,4 kal)





































BAB III
SUBSTANSI GENETIK

            Dalam proses regenerasi, kontrol genetik sangat ditentukan oleh mekanisme kerja gen yang terdapat dalam kromosom sel makhluk hidup. Gen berada baik pada organisme eukariot maupun prokariot.
            Kromosom sendiri sebagai tempat gen berada memiliki bentuk yang berbeda-beda tiap nomor kromosom pada sel makhluk hidup yang bersangkutan. Kromosom merupakan suatu molekul nukleoprotein yang terdiri dari Asam nukleat dalam hal ini yaitu benang DNA yang terkondensasi membentuk struktur seperti solenoid padat dan terikat oleh suatu protein pemintal/pemampat benang DNA tadi yang dikenal dengan protein histon. Secara umum  protein dari kromosom memang utamanya disusun oleh 5 macam protein histon dan beberapa molekul protein lainnya. Protein histon kaya dengan asam amino lisin dan arginin. Protein histon bermuatan positif karena memiliki gugus amino bebas yang mudah berikatan dengan DNA yang memiliki muatan negatif karena banyak mengandung gugus phospat. Akibatnya keduanya akan membentuk struktur seperti solenoid. Kromosom berdasarkan bentuknya dikategorikan menjadi 4 macam yaitu:
1.    Telosentrik à jumlah lengan 1 dengan sentromer di salah satu ujung
2.    Akrosentrik à lengan tidak sama panjang dan sentromer mendekati salah
                              satu ujung
3.    Submetasentrik à lengan tidak sama panjang dan letak sentromer di
                              tengah serta berbentuk seperti huruf  L atau J
4.    Metasentrik à memiliki lengan sama panjang dan letak sentromer di
                              tengah serta bentuk seperti huruf  V
            Sedangkan berdasarkan fungsinya kromosom dibedakan menjadi kromosom sex (gonosom) dan kromosom tubuh (autosom).
Gambaran struktur dari kromosom makhluk hidup adalah sebagai berikut:

            Gen sendiri adalah merupakan segmen/penggalan dari benang DNA kromosom yang nantinya akan diterjemahkan menjadi produk penting gen yaituProtein. Segmen gen ini sendiri yang biasanya disebut dengan lokus gen. Sedangkan gen-gen yang menempati suatu lokus yang bersesuaian darikromosom homolog (kromosom dengan bentuk, fungsi dan komposisi sama) dikenal dengan alela. Gen sendiri sebagai suatu segmen DNA akan menduplikasi pada saat reproduksi sel/pembelahan sel sesuai dengan fungsi gen sebagai penyampai informasi genetik pada generasi selanjutnya.
            Asam nukleat yang menjadi syarat fundamental suatu benda dikatakan hidup terdiri 2 macam yaitu DNA dan RNA. DNA memiliki unit tunggal/monomer yang biasa disebut nukleotida yang terdiri dari Gula pentosa, Phospat dan Basa Nitrogen. DNA yang memiliki rantai panjang nukleotida lazim disebut dengan polinukleotida.
            DNA (Deoxyribonucleotide Acid) dan RNA (Ribonucleotide Acid) masing-masing memiliki karakteristik  yang khas seperti pada tabel berikut:
No
Ciri-ciri
DNA
RNA
1
Gula Pentosa
Deoksiribosa
Ribosa
2
Tempat/Letak
Inti, mitokondria, kloroplas
Sitoplasma, ribosom, mitokondria, plastida, dan ribosom
3.
Komposisi Basa Nitrogen
Purin; adenin (A) dan guanin (G)
Pirimidin : sitosin (C/S) dan timin (T)
Purin; adenin (A) dan guanin (G)
Pirimidin : sitosin (C/S) dan Urasil (U)
4
Fungsi
Sintesis protein dan hereditas
Sintesis protein
5
Bentuk
Double strand/untai ganda heliks/berpilin
Singgle strand/untai tunggal

RNA yang terlibat dalam sintesis protein terdiri dari 3 macam, yaitu:
a.    RNAd (RNA duta) atau mRNA (mesenger RNA) à disintesis oleh DNA inti dan berperan untuk membawa pesan genetik dari DNA template/cetakan DNA.
b.    tRNA (transfer RNA) à disintesis oleh DNA mitokondria dan berperan dalam proses polimerisasi asam amino saat sintesis protein dengan membawa asam amino sesuai kode dari mRNA/RNAd.
c.    rRNA (ribosomal RNA) à disintesis oleh DNA inti dan berperan dalam sintesis protein di ribosom serta sebagai unsur struktural ribosom.
Gambaran dari beberapa nukleotida pada DNA seperti skema berikut ini:


Replikasi DNA
            Dalam proses genetik di dalam sel, DNA memiliki sifat heterokatalitik artinya dapat mensintesis senyawa lain dan juga bersifat autokatalitik yaitu dapat menduplikasikan dirinya sendiri melalui proses replikasi DNA.
Dari penelitian yang dilakukan oleh para ahli biosains, ada 3 hipotesis yang diberikan untuk menggambarkan peristiwa replikasi DNA, yaitu:
1.    Secara Konservatif à DNA induk tidak membuka(memisah)/keseluruhan untai induk dipertahankan tetapi tetap sebagai acuan sintesis dan molekul DNA induk akan membentuk molekul DNA baru.
2.    Secara Semikonservatif à DNA induk akan memisah dan masing-masing akan membentuk untai DNA baru sehingga hasil akhir adalah pita DNA terdiri dari DNA induk dan DNA lama dan baru.
3.    Secara Dispersif à DNA induk putus menjadi beberapa bagian kemudian segmen-segmen DNA parental baru akan terbentuk menempati berselang-seling pada untai DNA yang baru.
Namun sampai saat ini yang dijadikan acuan untuk proses replikasi DNA adalah model hipotesis kedua yaitu semikonservatif seperti yang diajukan oleh eksperimen M. S. Meselson dan F. W. stahl (1958) dengan subjeknya bakteri E. coli. Model replikasi DNA seperti hipotesis dari pakar tersebut seperti gambar berikut ini:



Sintesis Protein
Secara ringkas proses sintesis protein terjadi dengan urutan sebagai berikut:
1.    DNA template pada benang DNA sense akan membentuk mRNA/RNAd dengan bantuan enzim RNA polimerase di nukleus à terjadi prosestranskripsi.
2.    mRNA yang terbentuk akan membawa kode-kode genetik dari DNA template menuju sitoplasma untuk bertemu dengan tRNA yang telah membawa asam amino sesuai dengan kode mRNA dibantu dengan ribosom à terjadi proses translasi
3.    Asam-asam amino akan terangkai dengan ikatan peptida membentuk suatu polipeptida/protein.
            Pada bagian mRNA terdapat kode-kode genetik yang terdiri dari 3 basa nitrogen/triplet yang disebut kodon dan akan berpasangan dengan triplet dari tRNA yang disebut antikodon saat translasi di sitoplasma.
Gambaran skematik dari proses sintesis protein seperti skema berikut ini:

















BAB IV
REPRODUKSI SEL

            Setiap sel dalam regenerasinya akan mengalami peristiwa pembelahan (division). Dalam proses pembelahan sel dikenal ada 3 macam yaitu amitosis, mitosis dan meiosis.
            Pada pembelahan secara amitosis (direct division) terjadi tanpa adanya suatu tahapan pembelahan yang diawali oleh proses kariokinesis/pembagian inti serta dilanjutkan dengan sitokinesis/pembagian sitoplasma. Peristiwa pembelahan ini biasanya terjadi pada kelompok protista yaitu protozoa dan alga satu sel/uniseluler serta pada kelompok bakteri.
Dalam proses siklus sel, terjadi 4 tahapan utama sebelum dihasilkan sel anak yaitu:
  1. tahap G1 à yaitu tahap sintesis komponen sel (tumbuh primer) yang terjadi sekitar kurang lebih 9 jam.
  2. tahap S à yaitu tahap sintesis dimana terjadi proses duplikasi/ replikasi DNA yang terjadi kurang lebih sekitar 10 jam.
  3. tahap G2 à yaitu tahap pertumbuhan sekunder sampai menjelang mitosis dengan waktu sekitar 2 jam
  4. Mitosis à tahap pembelahan sel dengan 4 tahapan dengan rentang waktu 1 jam.
Tahapan dari G1 – S – G2 dikenal dengan tahapan Interfase (“tahap istirahat”) dalam siklus sel.

Mitosis
            Memiliki 4 tahapan utama yaitu : P-M-A-T
  1. Profase à memiliki ciri utama membran nukleus dan nukleolus menghilang, kromosom menebal, sentriol migrasi pada 2 kutub yang berbeda, spindel pembelahan mulai terbentuk.
  2. Metafase à memiliki ciri kromosom berada tepat pada bagian ekuator pembelahan, serta bagian spindel telah berikatan dengan kromatid
  3. Anafase à memiliki ciri terjadi pergerakan kromatid menuju 2 kutub berbeda setelah sentromer membelah.
  4. Telofase à memiliki ciri yaitu terbentuk cincin aktin, terjadi sitokinesis, terjadi pembentukan membran nukleolus kembali.



Meiosis
            Merupakan pembelahan sel yang memiliki 2 tahapan yaitu meiosis I dan meiosis II.
            Meiosis I à disebut pembelahan reduksi karena terjadi reduksi set kromosom pada tahapan pembelahannya. Terdiri dari 4 fase:
a. Profase I à memiliki 5 tahap utama:
·         Leptoten : kromosom mengalami penebalan seperti bentuk single.
·         Zigoten : kromosom yang homolog membentuk bivalen (berpasangan)
·         Pakiten : terjadi pemendekan bivalen
·         Diploten : kromatid memisah membentuk tetrad setelah homolog merenggang
·         Diakinesis : sentromer dari homolog kromosom tadi merenggang dan terjadi pemendekan kromatid
b. Metafase I à bentukan bivalen dari kromosom homolog berjejer di tengah bidang pembelahan.
c. Anafase I à terjadi pemisahan kromatid menuju kutub yang berlawanan.
d. Telofase I à terjadi sitokinesis dan terbentuk 2 sel anak yang haploid.
            Pada meiosis I terjadi peristiwa penting yaitu pindah silang/crossing over pada bagian lengan non sister chromatid (kromatid bukan kakak beradiik dari sepasang kromosom homolog)  sehingga akan terbentuk sel anak yang tidak lagi identik dengan induk (tahap Diploten Profase I).

            Meiosis II à disebut juga pembelahan equational  karena hanya terjadi tahapan pembelahan seperti “mitosis”. Tahapan pada meiosis II meliputi:
a.Profase II
b.Metafase II
c.Anafase II
d.Telofase II



Secara ringkas perbedaan antara mitosis dengan meiosis seperti tabel berikut:

No
Pembeda
Mitosis
Meiosis
1
Tempat terjadinya
Secara umum di sel tubuh/sel somatis, tetapi juga terjadi pada proliferasi sel induk gamet dan pembentukan gamet
Terjadi pada pembentukan sel germinal/sel kelamin
2
Tujuan
Proliferasi/perbanyakan sel dan regenerasi sel
Untuk mengurangi set kromosom sel induk
3
Jumlah sel anak
2 sel
4 sel
4
Kromosom sel anak
2n à 2n atau n à n
2n à n
5
Sifat sel anak
Identik dengan sel induk
Tidak identik dengan sel induk

0 komentar:

Posting Komentar

 

biologi_jayati Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting